Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Apa sih pengertian dan tujuan Mayarakat Ekonomi Asean (MEA) itu sendiri? Mungkin masih ada sebagian orang yang belum mengetahuinya. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya sistem perdagangan bebas antara negara – negara ASEAN yang telah dilakukan secara bertahap mulai KTT ASEAN di Singapura pada tahun 1992. Tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pun ialah untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalah – masalah di bidang ekonomi antar negara ASEAN dan untuk di Indonesia diharapkan tidak terjadi lagi krisis seperti tahun 1997.
Dalam beberapa hal, Indonesia dinilai belum siap menghadapi MEA. Banyak kalangan yang merasa ragu dengan kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA. Dengan kekhawatiran mengenai terhantamnya sektor – sektor usaha dalam negeri kita. Jika kita bandingkan Indonesia dengan China, kini China bahkan mampu menguasai pasar domestik kita yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas Indonesia. Indonesia harus mulai mempersiapkan diri jika tidak ingin menjadi sasaran masuknya produk – produk negara anggota ASEAN. Tidak ada pilihan lain selain menghadapi dengan percaya diri bahwa bangsa Indonesia mampu dan menjadi lebih baik perekonomiannya dalam keikutsertaan MEA 2015 ini. Apabila kita mempunyai daya saing yang kuat dan persiapan yang matang, sehingga produk – produk dalam negeri akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan kita mampu memanfaatkan kehadiran untuk kepentingan bersama dan untuk kemakmuran masyarakat. Pemerintah Indonesia pun diharapkan dapat mempersiapkan langkah strategis dalam sektor tenaga kerja, sektor infrastruktur, dan sektor industri.
Bukan hanya dalam hal perekonomian saja yang harus kita tingkatkan tetapi juga di bidang pendidikan. Banyak pemuda pemudi di Indonesia yang berhenti bersekolah untuk bekerja membiayai kehidupan mereka. Wajib belajar 9 tahun yang telah ditetapkan pemerintah pun menurut mereka masih kurang, karena mereka harus membeli seragam sekolah dan keperluan diluar tanggungan pemerintah. Bukan hanya itu bahkan banyak pemuda pemudi di Indonesia yang pintar dalam hal akademik atau non akademik tetapi lebih memilih bekerja di luar negeri. Salah satu penyebabnya adalah karena tidak ada lapangan kerja mereka di Indonesia. Kondisi ini sungguh sangat disayangkan di tengah masih rendahnya sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia saat ini.
Saat ini, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi 3 tantangan besar. Pertama, dunia pendidikan di tuntut untuk dapat mempertahankan hasil – hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, dunia pendidikan juga dituntut mempersiapkan SDM kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis. Selain itu, pendidikan nasional juga masih dihadapkan pada beberapa permasalahan seperti masih rendahnya pemerataan pendidikan, masih rendahnya kualitas dan relevasi pendidikan dan masih lemahnya manajemen pendidikan, serta belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan akademis.
Salah satu upaya yang bisa meningkatkan mutu pedidikan perguruan tinggi dalam negeri ini adalah melalui internasionalisasi pendidikan tinggi, yaitu menjalin kerja sama dengan universitas – universitas terbaik dunia.
Dalam bidang pendidikan, Pemerintah juga dapat melakukan pengembangan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan MEA. Pendidikan sebagai pencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas menjadi jawaban terhadap kebutuhan sumber daya manusia. Oleh karena itu, meningkatkan standar mutu sekolah menjadi keharusan agar lulusan siap menghadapi persaingan. Kegiatan sosialisasi pada masyarakat juga harus ditingkatkan misalnya dengan iklan Layanan Masyarakat tentang MEA yang berusaha menambah kesiapan masyarakat menghadapinya.
Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, meningkatkan standar mutu pendidikan salah satunya dengan menguatkan aktor pendidikan, yaitu kepala sekolah, guru, dan orang tua. Menurutnya, kepemimpinan kepala sekolah menjadi kunci tumbuhnya ekosistem pendidikan yang baik. Guru juga perlu dilatih dengan metode yang tepat, yaitu mengubah pola pikir guru.
Dalam beberapa hal, Indonesia dinilai belum siap menghadapi MEA. Banyak kalangan yang merasa ragu dengan kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA. Dengan kekhawatiran mengenai terhantamnya sektor – sektor usaha dalam negeri kita. Jika kita bandingkan Indonesia dengan China, kini China bahkan mampu menguasai pasar domestik kita yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas Indonesia. Indonesia harus mulai mempersiapkan diri jika tidak ingin menjadi sasaran masuknya produk – produk negara anggota ASEAN. Tidak ada pilihan lain selain menghadapi dengan percaya diri bahwa bangsa Indonesia mampu dan menjadi lebih baik perekonomiannya dalam keikutsertaan MEA 2015 ini. Apabila kita mempunyai daya saing yang kuat dan persiapan yang matang, sehingga produk – produk dalam negeri akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan kita mampu memanfaatkan kehadiran untuk kepentingan bersama dan untuk kemakmuran masyarakat. Pemerintah Indonesia pun diharapkan dapat mempersiapkan langkah strategis dalam sektor tenaga kerja, sektor infrastruktur, dan sektor industri.
Bukan hanya dalam hal perekonomian saja yang harus kita tingkatkan tetapi juga di bidang pendidikan. Banyak pemuda pemudi di Indonesia yang berhenti bersekolah untuk bekerja membiayai kehidupan mereka. Wajib belajar 9 tahun yang telah ditetapkan pemerintah pun menurut mereka masih kurang, karena mereka harus membeli seragam sekolah dan keperluan diluar tanggungan pemerintah. Bukan hanya itu bahkan banyak pemuda pemudi di Indonesia yang pintar dalam hal akademik atau non akademik tetapi lebih memilih bekerja di luar negeri. Salah satu penyebabnya adalah karena tidak ada lapangan kerja mereka di Indonesia. Kondisi ini sungguh sangat disayangkan di tengah masih rendahnya sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia saat ini.
Saat ini, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi 3 tantangan besar. Pertama, dunia pendidikan di tuntut untuk dapat mempertahankan hasil – hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, dunia pendidikan juga dituntut mempersiapkan SDM kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis. Selain itu, pendidikan nasional juga masih dihadapkan pada beberapa permasalahan seperti masih rendahnya pemerataan pendidikan, masih rendahnya kualitas dan relevasi pendidikan dan masih lemahnya manajemen pendidikan, serta belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan akademis.
Salah satu upaya yang bisa meningkatkan mutu pedidikan perguruan tinggi dalam negeri ini adalah melalui internasionalisasi pendidikan tinggi, yaitu menjalin kerja sama dengan universitas – universitas terbaik dunia.
Dalam bidang pendidikan, Pemerintah juga dapat melakukan pengembangan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan MEA. Pendidikan sebagai pencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas menjadi jawaban terhadap kebutuhan sumber daya manusia. Oleh karena itu, meningkatkan standar mutu sekolah menjadi keharusan agar lulusan siap menghadapi persaingan. Kegiatan sosialisasi pada masyarakat juga harus ditingkatkan misalnya dengan iklan Layanan Masyarakat tentang MEA yang berusaha menambah kesiapan masyarakat menghadapinya.
Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, meningkatkan standar mutu pendidikan salah satunya dengan menguatkan aktor pendidikan, yaitu kepala sekolah, guru, dan orang tua. Menurutnya, kepemimpinan kepala sekolah menjadi kunci tumbuhnya ekosistem pendidikan yang baik. Guru juga perlu dilatih dengan metode yang tepat, yaitu mengubah pola pikir guru.
Komentar
Posting Komentar